Minggu, 04 Juli 2010

Ekonomi Masyarakat Desa Madobak

c. Ekonomi masyarakat Desa Madobak
Sumber daya alam yang melimpah, Desa aliran sungai yang subur ini belum bisa dikelola secara baik oleh masyarakat, Dahulunya semua kebutuhan terpenuhi oleh masyarakat pedalaman mentawai. Semua hasil hutan dan ladang belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Yang ditanam berupa pisang, umbi-umbian, sagu, keladi, semua tanaman itu tumbuh dengan subur. Sebelum orang Belanda datang dan pedagang-pedagang dari daratan Sumatra memasarkan barang-barang baru, masyarakat asli Mentawai belum mengenal logam dalam kehidupan sehari-hari, pedagang-pedagang dari Sumatra berpengaruh besar terhadap kebudayaan Mentawai, hal-hal baru yang masuk sedikit demi sedikit mempengaruhi kebudayaan Mentawai dengan hal-hal baru.
Masyarakat asli Mentawai tidak mengalami masalah dalam memenuhi gizi, sebab hasil-hasil ladang dan hasil alam disekitar sangat melimpah, pekerjaan orang mentawai dibagi pergender. Dalam kehidupan sehari-hari, penduduk laki-laki berburu kehutan sambil mencari hasil-hasil hutan berupa manau, rotan, dan berladang. Sedang yang perempuan berburu ikan disungai, mencari umbi-umbian dan mengolah makanan, karbohidrat dipenuhi dengan sagu, keladi, dan umbi-umbian. Protein dipenuhi dengan ikan-ikan sungai, hewan buruan, dan hewan peliharaan. Vitamin-vitamin lain dipenuhi dengan buah-buahan yang melimpah di mentawai.

Foto 4. Tanaman talas yang tumbuh Subur di Desa Madobak

Sebelum Belanda datang ke Muara Siberut tahun 1832 dan pedagang-pedagang tanah tepi (dari Daratan Sumatra) masuk ke Mentawai tidak ada golongan ekonomi bagi masyarakat mentawai sebab semua kebutuhan pada waktu itu bisa dipenuhi oleh masyarakat Mentawai dengan cara memanfaatkan hasil-hasil alam yang ada disekitar tempat tinggal atau alam sekitar. Setelah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi baru terlihat perbedaan ekonomi masyarakat Mentawai, barang-barang baru yang masuk akan di usahakan dimiliki bagi masyarakat dengan hal ini akan ada yang mampu dan yang tidak, disini muncul perbedaan ekonomi bagi masyarakat asli mentawai.
Dari hasil wawancara dengan bapak Mateus Sekdes Desa Madobak, bapak sekdes mengatakan: wawancara hari / tanggal Rabu / 26 Mei 2010
“ ekonomi masyarakat Desa Madobak sangat rendah dipengaruhi oleh jarak kami yang jauh dengan pusat perdagangan di Muara Siberut. Satu lagi yang mempengaruhi ekonomi kami adalah harga jual hasil ladang atau hasil hutan sangat rendah, contohnya coklat dijual murah, pinang yang hanya 1500/kg.

Hal itu seirama dengan yang di ungkapkan oleh bapak Salester tokoh masyarakat Desa Madobak wawancara Hari / Tanggal Kamis / 27 Mei 2010
“ Banyak faktor yang mempengaruhi ekonomi kami, monopoli harga yang dilakukan oleh pedagang saat membeli hasil ladang yang kami jual, sulitnya membawa hasil ladang atau hasil hutang ke Muara Siberut, hal itu yang membuat ekonomi kami sangat rendah”.

Dari hasil wawancara tersebut penulis bisa mengambil kesimpulan, Semua faktor mempengaruhi ekonomi masyarakat Madobak, faktor geografis, monopoli harga di muara siberut, faktor dari masyarakat madobak sendiri, kebiasaan malas menjadi ciri masyarakat Mentawai secara keseluruhan. Masih kurangnya pikiran jangka panjang untuk perekonomian atau untuk pendidikan, tapi yang sama-sama kita harapkan mudah-mudahan ekonomi masyarakat Madobak berkembang pesat tanpa mempengaruhi kebudayaan yang mereka miliki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar